Sunday, April 22, 2018

Untuk Apa Kita Hidup?

22 April 2018
GJKI Maranatha Ungaran
Kebaktian Sore
Pdt. David E. M.

UNTUK APA KITA HIDUP?

Sesuatu yang sudah terbiasa kadang membuat kita tidak sadar bahwa kita melenceng dari kehendak TUHAN. Oleh karena itu, kita perlu meredefinisi hidup kita.

Bagi kita yang suka travelling, kita mengenal yang namanya "tempat perhentian". Di tempat itu menjadi tempat untuk kita memulihkan kondisi badan kita. 
Namun ada juga yang memaksakan lanjutkan perjalanan tanpa berhenti untuk istirahat padahal kondisi lelah berbahaya dalam perjalanan.

Dalam kehidupan rohani pun juga seperti itu. Semua ada waktunya. Ada waktu berjalan ada waktu pula untuk berhenti.

Di kehidupan rohani, "Tempat perhentian" adalah tempat dimana kita  berdiam diri dalam TUHAN untuk meredefinisi hidup kita. Namun ada beberapa yang memanfaatkan tempat itu hanya untuk meminta berkat.

"Tempat perhentian" bukan hanya untuk meminta berkat melainkan untuk menata ulang kembali hidup kita.

Yohanes 12:27 (TB)  Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Dari kehidupan Yesus, kita tahu Yesus mempunyai "tempat perhentian" dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap ada pertanyaan "untuk apa" pastilah jawabannya tentang "fungsi dan kegunaannya". Begitu pula dengan kita.

Bagaimana kita tahu untuk apa kita ada dan menyelesaikannya sampai garis akhir?
Dengan kita ada dalam "tempat perhentian"

Sesungguhnya "kemenangan" dalam kehidupan kita bukanlah ketika kita mencapai puncak dalam pekerjaan atau pelayanan kita, tetapi ketika kita "mengetahui dengan jelas" apa yang TUHAN sudah tetapkan yaitu "menjadi apa" dan "untuk apa" dalam kehidupan ini.

Talenta dan karunia yang kita punya bukanlah untuk memegahkan diri, namun membuat kita mengerti "menjadi apa" dan "untuk apa" hidup kita.

Apakah kita bisa hidup seperti Yesus?
Ada tiga hal yang TUHAN beri: 
1. Kemuliaan / Bobot kita
 Hal ini menunjukkan siapa kita sebenarnya.  
    - Pribadi Asli
   Yang tersembunyi di dalam yang tak seorang pun pernah melihatnya. (TUHAN yang mengetahuinya)
     - Kemuliaan kita yang penuh
  Segala sesuatu yang untuk itu kita dilahirkan, tetapi kita belum melakukan dan kita belum mencapainya.
2. Kekuatan bonding (ikatan) antara TUHAN dengan kita  
 Yesus menunjukkan kekuatan boundingnya adalah dengan melakukan kehendak BAPA.
Kita tidak memuliakan TUHAN dengan aktivitas keagamaan kita, tetapi dengan memperlihatkan sifat, karakter, dan sikap yang benar.
3. Keilahian yang di dalam kita
    Kita mempunyai potensi keserupaan dengan TUHAN. Bila kita selalu membangun keintiman dengan TUHAN maka kita semakin serupa denganNYA.
Rasul Petrus berkata "Kita berhak mengambil kodrat ilahi."

Mazmur 8:4-5 (TB)  (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 
(8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. 

TUHAN tidak memahkotai kita dengan fisik, namun TUHAN melimpahkan kemuliaan dan hormat dalam kehidupan kita. 

Mari kita belajar lebih lagi untuk apa kita hidup.

No comments:

Post a Comment